A. PERMINTAAN dan PENAWARAN
PERMINTAAN (DEMAND)
Permintaan adalah jumlah barang pada suatu pasar yang ingin dibeli oleh konsumen pada saat tertentu dalam berbagai tingkatan harga. Dalam ilmu ekonomi diketahui bahwa “jumlah permintaan terhadap suatu barang berbanding terbalik dengan harga”,sering kita sebut dengan hukum permintaan. Makin tinggi permintaan terhadap suatu barang, makin tinggi pula harga yang harus dibayar konsumen (dalam kondisi ceteris paribus). Dengan demikian, hal yang akan terjadi adalah jika harga naik, maka permintaan akan turun dan bila harga turun, maka permintaan akan meningkat.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan, yaitu:
Intensitas kebutuhan
Jika kebutuhan suatu barang sangat mendesak, maka permintaan akan bertambah. Sebaliknya, jika kebutuhan suatu barang tidak mendesak, permintaan barang yang bersangkutan akan turun.
Pendapatan rata-rata penduduk
Jika pendapatan rata-rata penduduk tinggi, hal ini menunjukkan daya beli masyarakat yang meningkat, maka permintaan pun meningkat. Sebaliknya jika pendapatan rata-rata rendah, maka permintaan akan rendah.
Adanya barang substitusi
Apabila kegunaan suatu barang dapat digantikan oleh barang lain, maka permintaan akan barang bersangkutan dapat berpengaruh. Sebagai contoh, banyaknya payung dan jas hujan mengakibatkan payung tradisional cenderung menurun.
Distribusi pendapatan
Distribusi pendapatan yang semakin merata akan mempengaruhi naiknya permintaan karena seluruh lapisan masyarakat mampu melakukan pembelian. Sebaliknya jika distribusi pendapatan tidak merata akan mempengaruhi permintaan karena hany golongan masyarakat tertentu saja yang mampu melakukan pembelian.
Selera atau tradisi masyarakat
Permintaan akan barang yang cocok dengan selera atau tradisi, akan meningkatkan jumlah permintaan.
Jumlah penduduk
Peningkatan jumlah penduduk berarti pula meningkatnya jumlah permintaan terhadap barang atau jasa.
PENAWARAN (SUPPLY)
Penawaran suatu barang datang dari produsen-rodusen yang menghasilkan barang yang sama ketika ditawarkan di pasar. Jumlah penawaran barang dan jasa akan berbeda dengan jumlah persediaan barang. Jumlah persediaan adalah jumlah yang ingin dijual ditambah dengan jumlah barng yang pada saat itu belum ingin dijual. Maka dapat kita rumuskan bahwa penawaran adalah jumlah barang pada suatu pasar yang ingin dijual oleh penjual pada suatu saat tertentu dalam berbagai tingkatan harga.
Seperti halnya permintaan, penawaran suatu barang mengalami turun naik karena perubahan harga. Turun-naiknya penawaran akibat perubahan harga dirumuskan dalam hukum penawaran yang berbunyi “Bila hal-hal lain tetap, harga naik penawaran pun akan naik”.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran antara lain:
a) Tingkat perkembangan teknologi. Makin canggih teknologi, semakin tinggi pula tingkat produksi, dan akhirnya akan meningkat pula jumlah penawaran.
b) Harga-harga masukan (input) atau ongkos produksi dapat mempengaruhi jumlah barang yang dapat diproduksi sehingga akhirnya dapat mempengaruhi jumlah penawaran barang.
c) Tingkat harga pasar yang terjadi pada saat tertentu dapat mempengaruhi jumlah penawaran.
d) Faktor kebutuhan akan uang oleh produsen merupakan hal positif yang mempengaruhi penawaran. Kebutuhan uang yang mendesak akan memaksa produsen menjual barangnya dengan harga yang lebih rendah atau bahkan lebih tinggi daripada harga yang ditetapkan penjual lainnya.
e) Terbatasnya sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh produsen akan membatasi kemampuan berproduksi sehingga akan menurunkan penawaran.
f) Munculnya produsen baru akan menambah jumlah persediaan barang. Ini berarti menambah jumlah penawaran.
g) Bencana alam atau cuaca dapat mempengaruhi jumlah produksi, terutama sektor pertanian. Hal ini mempengaruhi jumlah penawaran hasil-hasil pertanian.
HARGA KESEIMBANGAN
Harga adalah nilai suatu benda. Atau, harga ialah sejumlah uang yang digunakan untuk memperoleh suatu barang. Harga dari pihak konsumen maupun dari pihak produsen disebut harga subjektif. Harga keseimbangan terjadi bila terdapat persetujuan antara pembeli dan penjual terhadap tingkat harga suatu barang.
Dalam penggambarannya kurva permintaan ditarik dari titik-titik yang menghubungkan jumlah permintaan dengan tingkat harga. Sedangkan kurva penawaran merupakan garis yang menghubungkan jumlah penawaran dengan tingkat harga. Adapun titik potong kedua kurva tersebut dinamakan equilibrium point atau equilibrium price yang menunjukkan harga keseimbangan.
- KONSEP ELASTISITAS DALAM EKONOMI
Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/respon dari jumlah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya.
Elastisitas Permintaan
Elastisitas harga permintaan (Ed) adalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
Rumus untuk menghitung elastisitas permintaan adalah:
Ed= (∆Q/Q) / (∆P/P) dimana : ∆Q = Q2-Q1 (jumlah barang) sedangkan ∆P = P2-P1 (harga barang)
Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (Es) mengukur besarnya prosentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat adanya perubahan harga barang yang bersangkutan. pada elastisitas permintaan kuantitasnya adalah kuantitas yang diminta, sedangkan elastisitas penawaran kuantitasnya adalah kuantitas yang ditawarkan.
Rumus untuk menghitung elastisitas adalah: Es = (∆Q / ½(Q1+Q2) ) / (∆P / ½(P1+P2) )
Elastisitas Silang
Untuk menghitung besarnya kepekaan permintaan suatu barang jika harga barang lain yang berubah, yaitu harga barang yang ada kaitannya dengan barang tersebut yang berupa barang komplementer atau barang substitusi. Rumus yang digunakan adalah:
Es = (ΔQx/ΔPx) x ( Py/ Qx ) > 0 Substitusi
Es = (ΔQy/ΔPy) x ( Px/ Qy ) <> Komplementer
Ket: x dan y adalah jenis barang.
Elastisitas Pendapatan
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus: Em = (ΔQ / Q) x ( Y / ΔY)
a) Pasar persaingan sempurna
Suatu struktur pasar yang didalamnya terdapat banyak pembeli dan penjual, dan masing-masing pembeli dan penjual tidak dapat mempengaruhi harga. Ciri-ciri dari pasar ini antara lain:
- Semua pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang keadaan pasar.
- Terdapat banyak penjual
- Masing-masing penjual hanya menjadi pengambil harga
- Yang menentukan harga adalah interaksi antar penerimaan dan penawaran.
- Jenis barang yang dijual bersifat homogen.
b) Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Ciri-ciri pasar monopolistik:
- Terdapat banyak perusahaan
- Barang yang dijual merupakan barang yang berbeda kualitas maupun packaging.
- Satu perusahaan mungkin dapat mempengaruhi harga
- Persaingan nonharga dalam mempromosikan barang sangat efektif.
c) Pasar Monopoli
Ciri-ciri pasar monopoli:
- Hanya ada satu penjual yang merupakan satu perusahaan dan satu industri.
- Barang yang dijual oleh perusahaan tidak ada barang penggantinya.
- Barang yang dijual tidak membutuhkan iklan untuk pemasarannya.
- Perusahaan bertindak sebagai penentu harga.
d) Pasar Oligopoli
Ciri-ciri pasar oligopoli:
- Terdiri dari beberapa perusahaan.
- Masing-masing perusahaan menghasilkan barang yang satu sama lain bersaing.
- Promosi dalam penjualan barang dilakukan melalui iklan.
- Perusahaan baru sulit memasuki pasar karena membutuhkan modal yang besar.
- Satu perusahaan dapat mengontrol perusahaan yang lain dalam masalah harga.
- BIAYA DAN PENDAPATAN
BIAYA
Biaya dalam pengertian ekonomi adalah semua beban yang harus ditanggung oleh produsen untuk menyediakan barang baik itu berupa biaya produksi atau biaya pemasaran. Biaya produksi adalah semua yang diperlukan oleh produsen dalam proses produksi yang harus dibayar atau yang seharusnya dibayar. Produsen akan memproduksi barang jika biaya yang dikeluarkan lebih rendah daripada harga pasar. Jika harga pasar lebih tinggi, maka produsen mengurangi produksinya.
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Dalam jangka panjang semua biaya produksi adalah biaya variabel sebab semua faktor produksi dalam jangka panjang akan mengalami perubahan. Biaya tetap tidak akan mengalami perubahan berapapun besarnya jumlah produksi. Biaya seperti ini disebut biaya tetap total atau total fixed cost (TFC). Misalnya gaji pegawai, penyusutan mesin, penyusutan gedung, dsb. Bila TFC dihitung per satuan produksi, hasilnya merupakan biaya tetap rata-rata (average fixed cost/AFC). Biaya total rata-rata dihitung dengan rumus: AFC = TFC/Q
Biaya Produksi Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel ialah biaya yang berubah-ubah jumlahnya sesuai dengan kuantitas produksi. Semakin besar kuantitas produksi (output), semakin besar pula biaya variabel yang dikeluarkan. Rumus yang digunakan adalah : AVC = TVC/Q
Biaya Produksi Total (Total Cost)
Biaya produksi total didapat dengan menjumlahkan biaya tetap total (TFC) dengan biaya variabel total (TVC). Atau dapat juga didapat dengan mengalikan banyaknya produksi dengan biaya rata-rata (AC). Rumus yang digunakan adalah: TC = TFC + TVC atau TC = Q x AC
Biaya Produksi Rata-rata (Average Cost)
Biaya produksi rata-rata diperoleh dari penjumlahan biaya tetap rata-rata (AFC) dengan biaya variabel rata-rata (AVC). Biaya rata-rata (AC) memperlihatkan perilaku yang sama dengan biaya variabel rata-rata (AVC) yaitu menurunkan pada tingkat produksi rendah yang kemudian naik kembali dari titik tertentu dengan laju kenaikan yang semakin cepat. AC = AFC + AVC atau AC = TC / Q
Biaya Produksi Marginal (Marginal Cost)
Pertambahan biaya untuk meningkatkan satu unit produksi disebut biaya marginal (MC). Biaya marginal dapat dilihat dari pertambahan biaya tidak tetap dan pertambahan biaya total. Ongkos marginal dapat dihitung dengan menggunakan rumus : MC = TC n - TC n-1 atau MC = ∆TC / ∆Q
PENDAPATAN
Pendapatan (revenue) adalah hasil penjualan output yang diterima perusahaan. Dalam ilmu ekonomi ada tiga konsep pendapatan, yaitu pendapatan total, pendapatan rata-rata, dan pendapatan marginal.
Pendapatan Total (Total Revenue)
Pendapatan total adalah pendapatan total produsen dari hasil penjualan outputnya. Total revenue didapat dari hasil output dengan harga jual output yang dirumuskan sebagai berikut: TR = Q x P
dimana TR adalah total revenue, Q adalah jumlah barang yang diproduksi, dan P sebagai harga / price. Semakin besar jumlah output, semakin besar pula jumlah penjualan.
Pendapatan rata-rata ( Average Revenue )
Pendapatan rata-rata adalah pendapatan produsen per satuan produksi. Pendapatan rata-rata adalah hasil bagi antara pendapatan total dengan jumlah barang yang diproduksi. Pendapatan rata-rata dapat dihitung dengan rumus: AR = TR/Q
Pendapatan Marginal ( Marginal Revenue )
Penambahan produksi berarti penambahan penjualan yang mengakibatkan peningkatan pendapatan total (TR). Pendapatan marginal atau marginal revenue (MR) adalah tambahan pendapatan yang diperoleh karena tambahan penjualan per satuan produksi sebagai peningkatan produksi. MR dapat dihitung dengan rumus:
AR = TR n – TR n-1 atau MR = ∆TR / ∆Q
E. UANG
Uang dapat diartikan sebagai suatu benda atau barang yang dengan mudah dan umum diterima oleh masyarakat untuk melakukan pembelian barang, jasa, dan untuk pembayaran hutang.
Uang memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1. Fungsi Asli:
- Sebagai alat tukar (medium of change)
- Sebagai satuan hitung (unit of account)
- Sebagai penyimpan nilai (store of value)
2. Fungsi Turunan:
- Sebagai alat pembayaran
- Untuk menentukan harga
- Sebagai alat pembayaran hutang
- Sebagai alat penimbun kekayaan
- Sebagai alat pemindahan kekayaan (modal)
- Sebagai alat untuk meningkatkan status sosial
Jenis-jenis Uang
1. Uang kartal
Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari. Umumnya berbentuk uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
2. Uang Giral
Uang giral adalah tagihan yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer.
3. Uang Kuasi
Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik.
Jenis uang yang beredar di Indonesia terdiri dari:
1. Uang dalam arti sempit (M1)
Kewajiban sistem moneter (bank sentral dan bank umum) terhadap sektor swasta domestik (penduduk) meliputi uang kartal dan uang giral.
2. Uang dalam arti luas (M2)
Disebut juga Likuiditas Perekonomian yaitu kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik meliputi M1 ditambah uang kuasi.
Sumber:
http://ekonomikelasx.blogspot.com/2009/05/fungsi-uang.html
http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=200&fname=materi2.html
Habibi,Maksum dan N.I.Earlyanti. 2004. Ekonomi SMA Kelas 1. Jakarta:Piranti
http://ahim.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7799/Handout+Teori++Ekonomi+Makro.rtf