Speech Recognition

Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang Speech Recognition, saya ingin membahas sedikit tentang Voice Recognition. Sesuai dengan arti katanya (voice = suara dan recognition = pengenalan) maka dapat kita katakan bahwa voice recognition adalah identifikasi atau pengenalan melalui suara. Voice recognition sendiri merupakan aplikasi dari Biometric Recognition (sistem pengenalan atau identifikasi seseorang berdasarkan karakteristik biologis khusus yang dimiliki oleh orang tersebut). Ada juga aplikasi biometric lainnya seperti retinal scan, fingerprint, dan face recognition. >>Ok balik lagi ke Speech recognition! :P

Voice recognition dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker recognition. Bedanya, speech recognition adalah proses pengenalan kata yang diucapkan seseorang oleh computer (tidak terpaku pada jenis suara dan identitas orang tersebut), sedangkan speaker recognition adalah pengenalan identitas seseorang dari suaranya (misal intonasi, tingkat kedalaman suara, dan lain sebagainya). Jelas beda bukan?? Yang satu berdasarkan ‘kata’ (speech) yang satu berdasarkan ‘pembicara’ (speaker).

Terdapat 4 langkah utama dalam sistem pengenalan suara:
  1. Penerimaan data input.
  2. Ekstraksi, yaitu penyimpanan data masukan sekaligus pembuatan database untuk template.
  3. Pembandingan/pencocokan, yaitu tahap pencocokan data baru dengan data suara (pencocokan tata bahasa) pada template.
  4. Validasi identitas pengguna.


Jadi saya simpulkan kembali bahwa Speech recognition adalah proses computer dalam mengenali apa yang diucapkan seseorang berdasarkan intonasi suara yang dikonversi ke dalam bentuk digital print. Proses awalnya adalah mengkonversi data spectrum suara ke dalam bentuk digital dan mengubah dalam bentuk diskrit. Contoh implementasi untuk speech recognition misalnya perintah suara untuk menjalankan aplikasi computer (contoh pada aplikasi Microsoft Voice dan Microsoft Dictation).

Mungkin segitu dulu kali ya penjelasannya, lebih lanjut lagi saya baca artikel-artikel terkait lainnya dulu.. hehe ^^


Sumber :

http://www.informatika.org/~rinaldi/Stmik/2007-2008/Makalah2008/MakalahIF2251-2008-077.pdf

http://en.wikipedia.org/wiki/Speech_recognition

Pendekatan Perancangan Sistem

Perancangan Sistem Terstruktur

Pendekatan terstruktur merupakan pendekatan perancangan sistem yang membagi proses-proses dalam sistem menjadi komponen-komponen yang dapat diatur. Pendekatan ini dilengkapi dengan tools (alat-alat) dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan diperoleh sistem yang strukturnya didefinisikan dengan jelas.
Pendekatan Terstruktur dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berpusat pada proses dan berpusat pada data. Pendekatan proses lebih mendefinisikan input dan proses dari perancangan sistem, hasilnya belum tentu dapat didefinisikan, sedangkan pendekatan data lebih mengacu pada pendefinisian hasil walaupun prosesnya belum dapat didefinisikan.
Contoh tools yang digunakan untuk perancangan terstruktur adalah DFD (Data Flow Diagram) dan ERD (Entity Relationship Diagram)

Perancangan Sistem Berorientasi Objek

Pendekatan berorientasi objek atau biasa disebut OO (object oriented) akan memandang sistem yang akan dikembangkan sebagai suatu kumpulan objek yang berkorespondensi dengan objek-objek dunia nyata. Contoh tools yang digunakan untuk perancangan berorientasi objek adalah Object Oriented Software Engineering (OOSE) dan Unified Modelling Language (UML).

Perbedaan Perancangan Terstruktur dan Perancangan OO

Perbedaan utama antara terstruktur dan OO yaitu pada perancangan terstruktur penguraian masalah dilakukan berdasarkan fungsi atau proses secara hirarki, mulai dan konteks sampai proses-proses yang paling kecil. Sementara pada metode berorientasi objek, pemecahan/penguraian masalah dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada dalam sistem. Atau dapat kita katakan, pada perancangan terstruktur dapat dilihat aliran-aliran data atau proses pemecahan dari masalah, sedangkan pada OO yang dapat kita lihat adalah aliran objek dan aktivitas-aktivitas yang ada dalam rancangan pemecahan masalah.

Aplikasi dengan Menggunakan Wireless

Perkembangan zaman menuntut manusia untuk meningkatkan kreatifitas mereka untuk memenuhi kebutuhannya terutama di bidang teknologi. Meningkatnya mobilitas pengguna teknologi menarik minat para seniman IT untuk menciptakan peralatan yang portable (bisa dibawa kemana saja). Adanya teknologi wireless/nirkabel (tanpa kabel) memudahkan para pengguna teknologi dalam memenuhi kebutuhan dan aktivitas mereka. Banyak perusahaan yang bergerak di bidang teknologi berlomba-lomba bersaing untuk menciptakan peralatan yang menggunakan aplikasi wireless. Nah, pada kesempatan kali ini, saya ingin menjelaskan beberapa aplikasi yang menggunakan wireless yang saya baca dari beberapa artikel. Selamat membaca, semoga bermanfaat.

Pertama-tama saya ingin menjelaskan beberapa jenis teknologi koneksi data nirkabel yang cukup banyak digunakan saat ini.
  • WiFi 802.11g: merupakan spektrum dasar yang paling banyak digunakan untuk menangani permasalahan seputar konektivitas saat ini, teknologi ini mampu melakukan transfer data hingga kecepatan maksimal 54 mbps, atau sekitar 6.75 MBps.
  • WiFi 802.11n: merupakan teknologi WiFi yang paling cepat, karena mampu menangani transfer data hingga kecepatan maksimal 300 Mbps.
  • Bluetooth standar: perangkat yang paling sering kita temui di gadget seperti HandPhone maupun perangkat elektronik lainnya, memiliki kecepatan transfer maksimal hanya 3 Mbps.
  • Bluetooth 3.0: generasi penerus dari bluetooth standar di atas, teknologi ini memungkinkan transfer data hingga 24 Mbps.
  • Wigig: teknologi Wi-Fi hasil persilangan dua pengembang teknologi Wireless yaitu Wireless Gigabit Alliance dengan Wi-Fi Alliance.
  • Wireless USB: memiliki kecepatan transfer hingga 110 Mbps dalam radius 10 meter, dan pada radius 3 meter, kecepatannya meningkat hingga 4 kali lipat, yaitu menjadi 480 Mbps.
  • Wireless HD: Teknologi ini khusus bagi pecinta film atau penggemar video berdefinisi tinggi (High Definition), pada jarak 10 meter, kecepatan transfernya hingga 4 Gbps, namun menurut teori kecepatan transfernya justru bisa menembus 25 Gbps.
  • Zigbee: teknologi standar wireless yang dikatakan paling hemat daya (listrik) karena hanya mampu menghandle transfer data dengan kapasitas kecil saja, namun teknologi ini memiliki keunggulan, yaitu dapat menyampaikan respon suatu instruksi dengan cepat, contohnya pada remote control.
Setelah memmperkenalkan jenis-jenis teknologi wireless, selanjutnya saya akan mencoba menjelaskan dua aplikasi teknologi yang menggunakan wireless, yaitu mouse wireless dan charger wireless.
  1. Mouse Wireless
  2. Mungkin sebagian besar diantara kalian sudah banyak yang tahu atau bahkan sudah menggunakan alat wireless yang satu ini. Di era globalisasi yang semakin berkembang, manusia dituntut untuk lebih kreatif untuk menemukan inovasi baru. Mouse wireless ini jauh lebih praktis dibanding mouse optic ataupun mouse trackball. dikarenakan mouse optic masih menggunakan kabel sebagai media penyaluran arus listrik dan pengiriman sensor mouse. Apabila kabel putus, maka yang terjadi adalah mouse tidak bisa nyala dan mengirim sensor. Mouse wireless mempunyai cara kerja yang cukup canggih. Mouse ini cukup menggunakan baterai yang banyak beredar di pasaran. Dengan adanya mouse wireless otomatis persediaan kabel di dunia ini bisa dihemat.

  3. Charger tanpa kabel (wireless charger)
  4. Charger multifungsi memiliki kemampuan pengisian yang cepat untuk beberapa perangkat elektronik sekaligus. Dari artikel yang saya baca, charger ini dikembangkan dengan sistem wireless recharging system tercepat yang memanfaatkan teknologi magnet (magnetic technology). Teknologi ini mampu mengirimkan arus listrik melalui medan magnet antara wireless charger dengan electronic device seperti seluler, mp3 player, dll. Charger tanpa kabel ini mampu mengisi batere (charging) beberapa perangkat elektronik sekaligus, seperti handphone, kamera digital, laptop secara bersamaan dengan kemampuan pengisian 150x lebih cepat daripada charger-charger biasa.
    Saktinya lagi, selain bisa mengirimkan arus listrik untuk pengisian baterai secara nirkabel dalam jarang beberapa meter, wireless recharging system ini juga mampu menambah jangkauan pengisian baterainya dengan bantuan hotspots seperti layaknya wifi bekerja. Pihak pengembang alat ini menjelaskan bahwa mereka menggunakan metode resonansi magnetik (magnetic resonance method) yang menggunakan kumparan dana kapasitor untuk menciptakan resonansi magnetik antara perangkat elektronik dengan sumber listrik.

    Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Untuk melihat artikel lengkapnya, silahkan kunjungi link-link di bawah ini.
    http://lafalofe.blogspot.com/2010/05/jenis-teknologi-wireless.html
    http://irwan.net/wireless-charger-super-cepat-pertama-di-dunia/
    http://reloadedcopyright.wordpress.com/hardware/mouse-wireless-nirkabel-dan-mouse-laser-pengganti-mouse-optik-dan-track-ball-pada-pc/

Layanan dalam Telematika

Berdasarkan beberapa pendapat, maka dapat disarikan pemahaman tentang telematika sebagai berikut.
  1. Telematika adalah sarana komunikasi jarak jauh melalui media elektromagnetik.
  2. Kemampuannya adalah mentransmisikan sejumlah besar informasi dalam sekejap, dengan jangkauan seluruh dunia, dan dalam berbagai cara, yaitu dengan perantaan suara (telepon, musik), huruf, gambar dan data atau kombinasi-kombinasinya. Teknologi digital memungkinkan hal tersebut terjadi.
  3. Jasa telematika ada yang diselenggarakan untuk umum (online, internet), dan ada pula untuk keperluan kelompok tertentu atau dinas khusus (intranet).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa telematika merupakan teknologi komunikasi jarak jauh, yang menyampaikan informasi satu arah, maupun timbal balik, dengan sistem digital.

Layanan dalam Telematika
  1. Layanan Telematika dibidang Informasi
  2. Penggunaan teknologi telematika dan aliran informasi harus selalu ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk pemberantasan kemiksinan dan kesenjangan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, teknologi telematika juga harus diarahkan untuk menjembatani kesenjangan politik dan budaya serta meningkatkan keharmonisan di kalangan masyarakat.

    Wartel dan Warnet memainkan peranan penting dalam masyarakat. Warung Telekomunikasi dan Warung Internet ini secara berkelanjutan memperluas jangkauan pelayanan telepon dan internet, baik di daerah kota maupun desa, bagi pelanggan yang tidak memiliki akses sendiri di tempat tinggal atau di tempat kerjanya. Oleh karena itu langkah-langkah lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan jangkauan dan kandungan informasi pelayanan publik, memperluas pelayanan kesehatan dan pendidikan, mengembangkan sentra-sentra pelayanan masyarakat perkotaan dan pedesaan, serta menyediakan layanan "e-commerce" bagi usaha kecil dan menengah, sangat diperlukan. Dengan demikian akan terbentuk Balai-balai Informasi. Untuk melayani lokasi-lokasi yang tidak terjangkau oleh masyarakat.

  3. Layanan Telematika di bidang Keamanan
  4. Layanan telematika juga dimanfaatkan pada sector-sektor keamanan seperti yang sudah dijalankan oleh Polda Jatim yang memanfaatkan TI dalam rangka meningkatkan pelayanan keamanan terhadap masyarakat. Kira-kira sejak 2007 lalu, membuka layanan pengaduan atau laporan dari masyarakat melalui SMS dengan kode akses 1120. Selain itu juga telah dilaksanakan sistem online untuk pelayanan di bidang Lalu Lintas. Polda Jatim memiliki website di http://www.jatim.polri.go.id, untuk bisa melayani masyarakat melalui internet. Hingga kini masih terus dikembangkan agar dapat secara maksimal melayani masyarakat. Bahkan Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polda Jatim sudah banyak memanfaatkan fasilitas website ini dan sangat bermanfaat dalam menangani kasus-kasus yang sedang terjadi dan lebih mudah dalam memantau setiap perkembangan kasus atau laporan, baik laporan dari masyarakat maupun laporan internal untuk Polda Jatim sendiri. Bukan hanya penanganan kasus kejahatan semata, tapi juga termasuk laporan terkait lalu lintas, intelijen, tindak pidana ringan (tipiring) di masyarakat, pengamanan untuk pemilu, termasuk laporan bencana alam. Masyarakat juga bisa menyampaikan uneg-uneg atau opini mengenai perilaku dan layanan dari aparat kepolisian melalui email atau website . Semoga saja daerah-daerah lainnya yang tersebar diseluruh Indonesia dapat memanfaatkan teknologi telematika seperti halnya Polda Jatim agar terciptanya negara Indonesia yang aman serta disiplin.

    Indonesia perlu menciptakan suatu lingkungan legislasi dan peraturan perundang-undangan.Upaya ini mencakup perumusan produk-produk hukum baru di bidang telematika (cyber law) yang mengatur keabsahan dokumen elektronik, tanda tangan digital, pembayaran secara elektronik, otoritas sertifikasi, kerahasiaan, dan keamanan pemakai layanan pemakai layanan jaringan informasi. Di samping itu, diperlukan pula penyesuaian berbagai peraturan perundang-undangan yang telah ada, seperti mengatur HKI, perpajakan dan bea cukai, persaingan usaha, perlindungan konsumen, tindakan pidana, dan penyelesaian sengketa. Pembaruan perauran perundang-udangan tersebut dibutuhkan untuk memberikan arah yang jelas, transparan, objektif, tidak diskriminatif, proporsional, fleksibel, serta selaras dengan dunia internasional dan tidak bias pada teknologi tertentu. Pembaruan itu juga diperlukan untuk membentuk ketahanan dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman dan kejahatan baru yang timbul sejalan dengan perkembangan telematika.

  5. Layanan Context Aware dan Event-Based
  6. Di dalam ilmu komputer menyatakan bahwa perangkat komputer memiliki kepekaan dan dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan informasi dan aturan-aturan tertentu yang tersimpan di dalam perangkat. Gagasan inilah yang diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994 dengan istilah context-awareness. Context-awareness adalah kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user. Sebagai contoh : ketika seorang user sedang mengadakan rapat, maka context-aware mobile phone yang dimiliki user akan langsung menyimpulkan bahwa user sedang mengadakan rapat dan akan menolak seluruh panggilan telepon yang tidak penting. Dan untuk saat ini, konteks location awareness dan activity recognition yang merupakan bagian dari context-awareness menjadi pembahasan utama di bidang penelitian ilmu komputer.
    Tiga hal yang menjadi perhatian sistem context-aware menurut Albrecht Schmidt, yaitu:
    • The acquisition of context
    • Hal ini berkaitan dengan pemilihan konteks dan bagaimana cara memperoleh konteks yang diinginkan, sebagai contoh : pemilihan konteks lokasi, dengan penggunaan suatu sensor lokasi tertentu (misalnya: GPS) untuk melihat situasi atau posisi suatu lokasi tersebut.

    • The abstraction and understanding of context
    • Pemahaman terhadap bagaimana cara konteks yang dipilih berhubungan dengan kondisi nyata, bagaimana informasi yang dimiliki suatu konteks dapat membantu meningkatkan kinerja aplikasi, dan bagaimana tanggapan sistem dan cara kerja terhadap inputan dalam suatu konteks.

    • Application behaviour based on the recognized context
    • Terakhir, dua hal yang paling penting adalah bagaimana pengguna dapat memahami sistem dan tingkah lakunya yang sesuai dengan konteks yang dimilikinya serta bagaimana caranya memberikan kontrol penuh kepada pengguna terhadap sistem.

-------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber :
http://nurmarini.wordpress.com/2010/10/22/pengertian-telematika/
http://resty-pumpfh.blogspot.com/2009/12/layanan-telematika.html