Waktu sudah menunjukkan pukul 02:22, dini hari tentunya. Disaat orang lain sedang terlelap dalam mimpi indahnya, seorang gadis kecil masih sibuk berkutat dengan beberapa tumpuk kertas dan laptop dihadapannya. Dia tidak sedang berada di kantor, tapi di kamarnya. Dengan mata yang sudah tampak letih, dia masih serius menyimak, memahami kata per kata yang ada dihadapannya itu. Entah apa yang ada di pikirannya. mungkin dia mengerti, mungkin juga tidak. Atau mungkin juga pikirannya sedang tidak berada di situ. Sesekali ia menghela nafas, sambil merenggangkan sendi-sendinya yang mungkin sedari tadi sudah kaku, karena terlalu lama duduk. Sebenarnya tulisan-tulisan di kertas itu sudah menjadi makanannya setiap hari. Tapi entah mengapa, malam itu terasa sangat berat baginya. Ada satu hal yang menjadi pusat perhatiannya sedari tadi. Bukan masalah tugas, dateline, ujian, atau segala laporan-laporan yang harus dia kerjakan, atau bahkan hutang. Jelas tidak. Tapi ini tentang seseorang.
Seseorang yang beberapa waktu ini menemani hari-harinya. Yang membuatnya merasa hidup ini berwarna. Yang selalu menjadi penyemangat untuk pergi menimba ilmu. Yang mengajarinya kedewasaan. Entah dia menyebutnya pacar atau sekedar teman dekat. Yang dia tahu, seseorang itu cukup spesial baginya. Tapi entah kenapa, akhir-akhir ini dia merasa ada yang kurang. “Sang matahari” enggan menyinari hari-harinya yang gelap. Dia tidak mendapati “tongkat” yang selalu menyangganya sehingga dia tidak jatuh. Dia tidak dapat menemukan “dinding” tempat dia bersandar. Sang gadis kecil hanya bisa menghela nafas, berpikir tentang apa yang telah terjadi. Dia bahkan tidak peduli kalau besok ada ujian yang harus dia jalani. Tik..tak..tik..tok.. Hanya bunyi jam yang menemaninya ditengah kesunyian pagi. Bisa dikatakan pagi, karena sudah hampir jam 03:00 dini hari. Sambil berpikir, dia sesekali melirik file-file yang harus dipelajarinya untuk besok. Itulah resikonya kalau belajar dengan sistem kebut semalam. Semoga saja besok dia tidak telat, dan apa yang dipelajarinya tidak sia-sia. Sambil sesekali dia menggumam, “ini semua gara-gara dia..”
Perlahan-lahan mata sayu nya mulai meredup, dia tidak kuat lagi menahan kantuk yang amat sangat. Dan akhirnya, dia tertidur di depan laptop yang masih menyala dan tumpukan kertas yang mengelilinginya. Dan cerita pun, berakhir di sini. Selamat tidur gadis manis.. ^^
27410
Seseorang yang beberapa waktu ini menemani hari-harinya. Yang membuatnya merasa hidup ini berwarna. Yang selalu menjadi penyemangat untuk pergi menimba ilmu. Yang mengajarinya kedewasaan. Entah dia menyebutnya pacar atau sekedar teman dekat. Yang dia tahu, seseorang itu cukup spesial baginya. Tapi entah kenapa, akhir-akhir ini dia merasa ada yang kurang. “Sang matahari” enggan menyinari hari-harinya yang gelap. Dia tidak mendapati “tongkat” yang selalu menyangganya sehingga dia tidak jatuh. Dia tidak dapat menemukan “dinding” tempat dia bersandar. Sang gadis kecil hanya bisa menghela nafas, berpikir tentang apa yang telah terjadi. Dia bahkan tidak peduli kalau besok ada ujian yang harus dia jalani. Tik..tak..tik..tok.. Hanya bunyi jam yang menemaninya ditengah kesunyian pagi. Bisa dikatakan pagi, karena sudah hampir jam 03:00 dini hari. Sambil berpikir, dia sesekali melirik file-file yang harus dipelajarinya untuk besok. Itulah resikonya kalau belajar dengan sistem kebut semalam. Semoga saja besok dia tidak telat, dan apa yang dipelajarinya tidak sia-sia. Sambil sesekali dia menggumam, “ini semua gara-gara dia..”
Perlahan-lahan mata sayu nya mulai meredup, dia tidak kuat lagi menahan kantuk yang amat sangat. Dan akhirnya, dia tertidur di depan laptop yang masih menyala dan tumpukan kertas yang mengelilinginya. Dan cerita pun, berakhir di sini. Selamat tidur gadis manis.. ^^
27410
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar